FORZA MILAN SALAM SATU JIWA AND THANKS FOR COMING !!!!

Kamis, 15 November 2012

Cerpen - Amanat Hidup

Cerpen pertamaku di Blog
#maaf kalau ada yang salah :)
Amanat Hidup

Sambil memasang sebuah headset , aku menidurkan wajahku ke atas meja. Haah bosan, batinku. Yah salah satu hal yang membuat pelajar sepertiku bosan adalah menunggu guru datang saat jam pelajaran terakhir. Rasanya selalu ingin tidur. Dan benar, beberapa menit kemudian akupun tertidur lelap.
“Oy,oy bangun gurunya udah datang lho”, ucap temanku. Beberapa kata yang sebenarnya malas untuk aku dengarkan, namun aku tetap berusaha untuk membangunkan diri. “Oy,oy headset! headset! ,sambung temanku. Tersentak akupun langsung sadar dan segera melepas headset-ku.
            Ternyata benar, gurunya telah datang. Sesosok guru bahasa Indonesia, walau terlihat seperti tak menghiraukanku namun aku tetap berusaha untuk mengilangkan wajah mengantukku. Tak banyak materi yang ia berikan kepada kami namun di akhir pelajaran dia memberikan sebuah tugas kepada kami yaitu membuat kelompok dan mewawancarai orang – orang yang kurang mampu, aku tak menghiraukannya.
Tiga  minggu berlalu semenjak tugas itu dan kelompokku mencari – cari seorang target tetap. dan akhirnya di suatu desa yang jauh dari perkotaan, kami menemukan satu target tetap. Dalam wawancara itu kami tahu bahwa  target kami bernama Bapak Jukri, seseorang Bapak yang memiliki kehidupan yang sangat kurang beruntung. Bapak yang umurnya sudah 80 tahun lebih ini mempunyai masa lalu yang sangat suram. Saat ia masih di bangku sekolah dasar, ia tidak boleh membaca buku karena pada masa itu masih pada masa kolonial Belanda, yang melarang rakyat Indonesia untuk belajar. Jika memaksa maka ia dan pelajar – pelajar lainnya akan dihukum mati. Itulah kenapa sekarang Bapak Jukri hidup susah karena nilai pendidikannya yang sangat rendah.

Walaupun begitu ia tetap menjalani kehidupannya dengan tabah. Dan ternyata ia mempunyai seorang istri yang bernama Bu Jami’ah. Umurnya lebih muda sedikit dari Bapak Jukri namun badannya tetap terlihat sehat. Dan ia dikaruniai dua orang putri yang sudah bekerja. Walaupun penghasilannya kurang.
Bapak Jukri dan istrinya tinggal di sebuah rumah yang sebenarnya tak pantas untuk di tinggali, dinding yang tidak terbuat dari batu bata, atap yang sudah berlubang, kandang kambing yang jaraknya hanya 1 langkah dari rumah, dan tanpa kamar mandi. Sementara kedua anaknya tinggal di rumah temannya dan jarang sekali pulang ke rumah. Walaupun begitu mereka tetap tegar dan berusaha untuk menikmati hari - harinya dengan baik. Bapak Jukri bekerja sebagai buruh tani, walau penghasilannya kurang, namun ia tetap mensyukuri apa yang ada.
Di sela – sela waktu kami sempat mencoba untuk mengabadikan momen – momen berharga kami bersama Bapak Jukri dan sebelum pulang Bapak Jukri memberikan sepatah kata untuk kami yaitu “belajarlah yang rajin, jangan sia – siakan pengorbanan orang tuamu dan saya do’akan kalian sukses di masa depan” kami pun membalas dengan kata “Amin” dan terima kasih lalu berpamitan.                                                    
Satu tahun berlalu semenjak wawancara itu, aku mendengar bahwa Bapak Jukri telah di bantu oleh seorang dermawan yang sangat kaya. Penasaran akan hal itu, aku mencoba untuk memastikannya. Aku tak perlu susah – susah untuk ke rumah Bapak Jukri  karena jarak rumahku dengan rumah beliau tidaklah terlalu jauh. Sesampainya di depan rumah Bapak Jukri aku melihat beberapa orang sedang memindahkan barang – barang Bapak Jukri. Beberapa saat kemudian akupun bertemu dengan Bapak Jukri dan kamipun mulai mengobrol sedikit. Aku pun tahu bahwa mereka benar – benar di bantu oleh seorang dermawan. Ceritanya berawal beberapa hari yang lalu saat Bapak Jukri pulang dari bersawah, di pinggir jalan ia menemukan seorang anak perempuan yang sedang menangis sendirian . Tak tega melihatnya Bapak Jukri langsung menanyakan kepada anak itu mengapa ia  menagis, anak itu menjawab bahwa ia tersesat dan tak tahu arah jalan pulang. Semakin tak tega Bapak jukri pun mengajaknya pulang dan anak itu hanya bisa mematuhinya.
Sesampainya di rumah sebenarnya Bu Jami’ah kurang setuju dengan Bapak Jukri karena hal ini bisa menyebabkan masalah. Namun dengan alasan – alasan tertentu yang di berikan oleh Bapak Jukri Bu Jami’ah hanya bisa menurutinya. Di rumah yang kurang nyaman anak yang diketahui bernama Irina itu diperlakukan dengan baik oleh Bapak Jukri dan Ibu Jami’ah, walaupun sebenarnya mereak merasa sangat susah untuk mengurus anak kecil di sela – sela pekerjaan dan umur mereka. Namun tak hanya itu, mereka juga meminta tolong kepada warga sekitar untuk mencari orang tua Irina. dan beberapa hari kemudian, berkat bantuan seorang warga Irina pun dapat bertemu orang tuanya. Ternyata orang tua Irina adalah seorang yang sangat kaya, keluarganya mempunyai sebuah perusahaan yang cukup besar dan terkenal. Sebagai tanda terimakasih Orang tua Irina memberikan bantuan kepada keluarga Pak Jukri dan inilah hasilnya, sekarang mereka hidup dengan berkecukupan atau bisa di bilang kaya. Dan sebentar lagi mereka akan tinggal di tengah kota, menempati sebuah rumah yang cukup mewah.
Walaupun begitu mereka tidak terlihat sombong. Mungkin karena berfikir bahwa mereka sudah tua, mereka tak memikirkan kehidupan yang mewah atau semacamnya. Justru mereka memberi kesempatan kepada kedua anaknya untuk melanjutkan kuliahnya. Maklum dulu mereka tak bisa mengkuliahkan kedua anaknya karena keterbatasan biaya. Tidak hanya itu, mereka juga memberi kesempatan orang – orang lain yang kurang mampu juga, kata Bapak Jukri setelah pindah ia akan membangun sebuah Panti Jompo yang letaknya tak jauh dari kota. Kebaikan mereka tak berubah walaupun sudah menjadi kaya, jarang – jarang ada orang seperti mereka dan aku merasa sangat beruntung dapat bertemu bahkan kenal dengan mereka. Namun di akhir – akhir obrolan kami dengan sedikit tersenyum beliau memberitahukan impiannya dari dulu kepadaku yaitu “ Naik Haji ” bersama keluarganya. Akupun hanya bisa tersenyum gembira dan mengucapkan kata “Amin” di dalam hati.




TAMAT

1 komentar:

Rita A mengatakan...

cerpennya bagus... :)
followbac blog ku yahh...
http://favouritesix.blogspot.com